Pagi itu, nomor tak dikenal menelponku. Ah, nomor yang belakangan ini sesekali menelponku namun, tak pernah kujawab. Kadang, ketika nomor itu menelpon, saya sedang membaca, atau sedang mengobrol dengan teman. Aku pun tak punya keinginan untuk menelpon balik nomor tak dikenal itu. Paling hanya orang iseng, pikirku.
Namun, pagi itu nomor tersebut menelpon lagi, dan kebetulan aku sedang menggenggam hapeku. Dengan acuh tak acuh, kujawab panggilan dari nomor tak dikenal itu.
“Halo selamat pagi menjelang siang, ini betul dengan Ainhy?” Tanya si penelpon.
“Iyah benar, dengan saya sendiri. Mohon maaf ada apa?” Tanyaku acuh tak acuh.
“Oh yah, mba Ainhy pernah mendaftar di program telkomsel Education Fun Holiday kan?”
keningku sedikit berkerut. Aku kembali memutar ingatan-ingatan akan aktifitasku yang sudah berlalu. Dan, aku pun teringat akan sesuatu.
“Oh iya benar, kalau gak salah di bulan 3.”
Sepintas, desir aneh mulai terasa berdebar di jantungku.
“Mba Ainhy bisa ke kantor Telkomsel sekarang? kami tunggu yah sebelum siang”
Dan berakhirlah percakapan saya dengan seseorang yang menelpon itu. Ada sedikit perasaan ragu untuk mengiyakan permintaan penelpon, tapi apa yang ditanyakannya saat aku mendaftar di program tersebut memang benar adanya. Akhirnya aku memberanikan diri mendatangi kantor Telkomsel.
Baca Juga: Wisata Alam di Ma’ra,Sinjai Borong
Dan drama mendapatkan kejutan pun di mulai.
Singkat kata, aku menjadi salah satu kandidat yang lolos dalam program Education Fun Holiday di Sydney, Australia. Sebuah kenyataan yang seperti mimpi!
Aku mengurus segala administrasi yang diperlukan termasuk passport. Drama membuat passport bisa dibilang sangat alot. Sisa seminggu lagi waktu pembuatan passport yang diberikan, dan nyaris saja aku kehilangan kesempatan membuat passport hanya karena dokumenku ada yang tidak sama.
Drama pembuatan passport sebelum ke Sydney, menjadi kenangan asam manis yang tak akan pernah kulupakan. Hingga saat nyaris tak bisa membuat passport, aku menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Dan di saat titik itulah, Tuhan menolongku. Adikku menemukan dokumenku yang hilang di kampung halaman. Eureka! Seperti ilmuan yang menemukan sesuatu yang baru, begitulah perasaanku saat itu, membuncah!
Sydney, menjadi tempat pertama terjauh yang pernah kukunjungi seumur hidupku. Ketika mimpi menjadi nyata, disitulah saya merasakan kenyataan menjadi mimpi.
Selama seminggu di Sydney, aku belajar banyak hal. Aku tak sendiri mengikuti Education Fun Holiday dari Telkomsel, sekitar 20-an mahasiswa se-Indonesia yang juga berkesempatan mengikuti program tersebut. Semua akomodasi ditanggung Telkomsel. Kami hanya perlu menjaga kesehatan serta antusias untuk belajar hal-hal baru di Sydney.
Jujur, pengalaman ke Sydney, juga pengalaman pertama kaliku naik pesawat. Saat berada di pesawat menuju Jakarta, aku teringat akan masa kecilku di kampung halaman. Setiap ada pesawat yang lewat, aku dan teman-temanku berlarian mengikuti pesawat di langit hingga tak terlihat. Sungguh, sekalipun terlihat receh, namun pengalaman masa kecil yang tak terlupakan.
Di Syndey, aku dan beserta mahasiswa lainnya tak hanya liburan menikmati indahnya kota Sydney, kami juga mengikuti training leadership dari Terrapiin Training London.
Sekalipun pematerinya menggunakan bahasa Inggris, kami tetap menikmati suasana belajar di hotel selama 3 hari berturut-turut.
Pengalaman mengikuti training kepemimpinan memberikan banyak hal-hal baru dalam kehidupanku. Salah satunya adalah penerimaan diri dan kepercayaan diri. Usai mengikuti Training tersebut, aku sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah memberiku kejutan tak terduga menjadi kado penutup akhir tahun 2016.
Dari pengalaman tak terlupakan di Sydney, Australia menegaskanku akan satu hal, bahwa mimpi yang diiringi doa dan usaha pasti akan terwujud. Sekalipun tidak, Tuhan pasti menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik.
kalo boleh tahu ini nama program nya apa yah kak ?
Education Holiday kak
Jadi kangen ke Sydney, kebetulan kakak iparku tinggal di Sydney jadi suka main kesana sekedar untuk menengok mereka sekeluarga.
waah asik yah kalau punya keluarga tinggal di luar negeri, bisa bertandang haha
Paragraf penutupnya badaass banget kak. Can’t agree more deh. 🙂
Aku ingin mba 😁
Hehehe boleh