google.com“Tanpa kalian sahabat, hidupku gak berwarna.”
Di penghujung Oktober, kabar baik muncul dari salah satu sahabatku. Finally, salah satu dari kami ada yang akan menikah. yeay! Setelah menjalin persahabatan sejak SMA, kami mengisi masa-masa remaja kami dengan keseruan dan beragam kisah. Hingga kami selesai SMA dan melanjutkan kuliah di fakultas pilihan masing-masing. Statistik persahabatan selamanya gak itu-itu aja, kadang naik kadang turun. Tapi, walau dalam jarak dan waktu yang semakin berjauhan, ada satu hal yang gak pernah kami lupakan. Kenangan.
Yah kenanganlah yang selalu kami ingat di manapun menjajakan langkah kaki kami. Mungkin, pernah ada kesalahpahaman, pernah ada pertengkaran, pernah ada ketidakcocokan, terlepas dari itu semua kami mampu melewati fase-fase itu. Dan hal tersebut belum berakhir. Layaknya kehidupan, persahabatan pun penuh dengan ujian.
Salah satu sahabatku, Lika namanya. Akan melangsungkan pernikahan bulan depan. Jangan tanya soal bangaimana kisah cintanya dengan doi, ribet dan penuh drama. Tapi, aku salut dengan komitmen yang mereka miliki. Kabar terakhir yang kudengar dari Lika katanya putus sama doi, dan gak lama setelah itu, ternyata doi melamar Lika, what a surprise! At least, doi membuktikan keseriusannya, walaupun hubungan keduanya terkadang berada diujung tanduk. Aku berdoa mudah-mudahan dilancarkan sampai hari H, sampai kakek nenek deh pokoknya, langgeng terus. Amiiin.
Nah sebelum temanku ini sold out, aku mengajaknya ngumpul bareng di kosku. Sebenarnya, kami ada berlima, Fia, Ayu, Nita, Lika dan Aku. Sayangnya, hanya Lika dan Ayu yang bisa datang ke kosku. Nita sedang sibuk, sementara Fia ada di kampungnya. At least ada yang mewakili dari kelompok sahabatku semasa SMA.
After months, baru deh kami sempat ngumpul bareng. Bedanya waktu SMA, saat sudah beranjak dewasa dan sudah memiliki kesibukan masing-masing, paling susah ngumpulnya, entah itu waktu yang gak tepat, yang satunya sibuk, yang lainnya ke luar kota, yang satunya lagi mager, de el el.
Tonight, kami gak buat acara apa-apa. Selepas magrib, kami bertiga hanya makan bareng di sebuah warung bakso depan kampusku. Empat tahun yang lalu, warung bakso tersebut pernah menjadi moment terbaik awal-awal kuliah bareng Lika.
Baca Juga: Ngobrol Santai Bareng Komunitas Edu di Fort Rotterdam
Kami pun melahap bakso yang rasanya super enak. Tanpa terasa, habis juga deh di piring. Akhirnya kami beranjak pulang, jalan kaki menuju kosku. Dalam hati aku sangat bersyukur, Tuhan masih memberiku kesempatan bertemu mereka. 5 tahun dari sekarang, aku sangat penasaran seperti apa kami nantinya, mungkinkah semua sudah menikah? punya anak? pikiranku menjadi liar, dan ternyata Lika dan Ayu juga berpikiran yang sama. Kami tertawa membayangkan jika kelak kami akan menjadi ibu-ibu, kemudian disibukkan dengan mengurus anak, topik pembicaraan pun berubah, dan jika berumur panjang, kami akan menua seperti nenek-nenek. Kebayang rasanya gimana.
Aku paksa mereka nginap di kos, dan meminta Lika dan Ayu supaya bermalam lagi besok-besoknya. Sebentar lagi Lika akan menjadi seorang istri, aku bilang, kapan lagi kita akan kumpul bersama, setelah berumah tangga, kamu pasti akan sibuk. Ayu pun menimpali. Dan jadilah kami bertiga ngobrol tentang banyak hal.
Persahabatan kami memang tak seseru kisah 5 cm, mungkin ada beberapa hal yang telah kami lewatkan, dan mungkin khususnya aku. Aku masih merasa belum menjadi sahabat yang terbaik untuk mereka. Namun, aku selalu berharap, agar sahabat-sahabatku di manapun mereka berada, Tuhan selalu menyayangi sahabat-sahabatku.
Well, itu dia sedikit cerita dariku tentang sahabatku. Doakan yah mudah-mudahan pernikahan sahabatku, Lika dilancarkan sampai hari H dan diberkahi hingga kakek-nenek dunia-akhirat sebagaimana Allah swt. memberkahi pernikahan Imam Ali bin Abi Thalib dengan bunda Fatimah Az-zahrah. Amiin, doakan kami juga yang belum menemukan jodoh, wkwkwk.
Thank you 🙂
Update September 2020
Alhamdulillah sekarang aku sudah bersama jodohku dan dikaruniai putri kecil bernama Zahra. Begitupun dengan sahabatku Lika yang juga saat ini menikmati perannya sebagai seorang ibu dari putra mungilnya.