Suatu hari saya dan suami ngobrol santai di sore hari sembari menemani anak kami yang mulai berjalan merangkak. Tiba-tiba suami nanya, “Umi, kalau dikaruniai anak lagi dalam waktu dekat gimana?”. Spontan saya menjawab, ” Gak apa-apa dong, justru bersyukur sekalian deh sekali ngerawat anak kecil bersamaan.” Dan ternyata obrolan santai itu beberapa bulan kemudian terjadi.
Reaksi Mengetahui Kehamilan Kedua
Kejadiannya pas bulan Desember tahun kemarin. Suami membelikan martabak setelah pulang dari kota. Pada saat itu entah kenapa saya pengen ngemil jadi nitip makanan dan tau-taunya suami beli martabak kesukaan. Anehnya setelah saya makan beberapa gigit, kepala langsung pening, badan gemetaran dan rasanya pengen muntah. Tapi, pada saat itu nggak ada sama sekali terlintas bahwa saya hamil lagi. Karena emang kondisi tubuh sering down sejak beberapa bulan terakhir sebelum pergantian tahun.
Selang beberapa hari kemudian saya berkunjung ke rumah orang tua yang mengadakan acara selamatan rumah. Suasananya sangat ramai dan saat berada di rumah mama, saya nggak bisa mencium bau makanan yang dicampur bawang. Saat itulah saya menebak jika positif hamil. Suami membelikan tespek untuk membuktikan dugaan saya. Dan ternyata betul, saya positif hamil.
Reaksinya? Sejujurnya nggak sama dengan anak pertama yah dimana kami menangis haru dan kesenangan luar biasa pake drama. Mungkin karena sudah pengalaman, jadi kami menanggapi lebih santai. Tapi tetap saja, perasaan kami sama. Bersyukur banget karena diberikan lagi karunia mengandung dan diberikan amanah.
Hanya saja, ada beberapa kondisi dimana saya diberikan kejutan-kejutan kehidupan yang saya anggap sebagai tantangan saat hamil anak kedua yang jaraknya lumayan dekat. Apa sja sih? Yuk simak curahan hati yang sudah lama terpendam ini, hahaha.
1. Produktivitas Menulis Menurun
Sebelum hamil anak pertama, bisa dibilang saya selalu update tulisan di blog dan aktif ikut lomba walaupun nggak pernah menang sih 🤣, namun setelah hamil anak pertama apalagi setelah melahirkan spontan produktivitas menulis saya berkurang. Bisa dibilang saya bukan tipikal buibu yang bisa multitasking dan me-manage waktu dengan baik, karena produktivitas saya masih bergantung pada mood. Dan jujur aja sih, setelah jadi ibu, mood saya naik turun.
Ketika mulai mengumpulkan kembali semangat menulis saat Zahra, anak pertama saya sudah bisa diajak kompromi, tau-taunya saya hamil lagi. Dikehamilan kedua ini memang saya nggak mual muntah, malah kondisi lebih stabil dibandingkan saat anak pertama, tapi saya cepat merasa kelelahan, mood apalagi. Barangkali justru saat Zahra dalam fase aktif-aktifnya karena harus ngikutin kemana dia main, menggeledah seisi rumah, saya cepat kelelahan. Alhasil, produktivitas menulis menurun drastis. Tapi yakin deh, sampai detik ini saya masih berusaha agar bisa menyesuaikan diri. Kalau ada tips dari sobat Ainhy share dong yah di kolom komentar.
Baca Juga: Review Teether Mombella Octopus
2. Harus Berjuang Seorang Diri
Jujur ini yang paling terberat selama hamil, karena baru kali ini harus LDM sama suami yang kerja di kota. Saat ada harapan tinggal bersama mama dan bapak kembali karena mereka sudah balik di perantauan rupanya kami diberikan cobaan. Mama saya sakit diabetes dan harus dirawat secara intensif karena kakinya bengkak parah sampai detik ini, mohon doanya untuk kesembuhan mama saya.
Jadi, saat ini saya betul-betul harus menjadi ibu yang kuat dan nggak boleh ngeluh. Meskipun hamil, saya tetap memberikan yang terbaik untuk Zahra di golden agenya.
Dan saya bersyukur banget, karena di masa sulit ini, masih ada mertua yang selalu membantu saya mengurus anak.
3. Kadang Terjatuh, Tapi Harus Bangkit Lagi
Well, saya nggak menutupi ini, kalau ada masa-masa selama kehamilan saya dihinggapi rasa stress karena beban pikiran. Belum lagi, ketika saya merasa kelelahan. Yah mungkin karena saya baru mengalaminya seumur hidup dan harus belajar beradaptasi, yang dulunya banyak santai, mikirin diri sendiri, kini ada tanggung jawab yang jauh lebih besar. Kadang tuh tiba-tiba saya nangis padahal nggak ada yang nyakitin, kadang juga emosi terlampiaskan ke anak yang ujung-ujungnya membuat saya menyesal.
Tapi, kembali saya intropeksi diri dan mengontrol suasana hati. Salah satunya yah yang saya lakukan saat ini, mulai menulis lagi curahan hati di blog sebagai healing teraphy. Karena selama ini update tulisan cuma non-organik aja.
4. Perhatian Terbagi Dua
Jujur nih, anak saya aja masih dalam kandungan tapi perhatian sudah terbagi dua. Anak pertama yang lagi butuhnya perhatian dan janin yang masih dalam perut tapi nggak mau kalah juga harus dapat perhatian. Saya kepikiran gimana jadinya kalau sudah lahiran. Kebayang nggak tuh mereka berantem karena memperebutkan mainan, hahaha. Mungkin ini kali alasannya kenapa harus ada keluarga berencana, wkwkwk. Tapi saya yakin, justru dalam situasi seperti itulah ada kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu yang suatu saat akan dirindukan.
Udah ah curcolannya. Lain kali bakal share lagi. Terima kasih sudah mampir dan meluangkan waktu membaca tulisan yang nggak penting ini, hehehe. Mohon doanya yah sobat Ainhy semoga saya bisa lahiran dengan normal dan dimudahkan, amin.
[…] Rupanya, saya tidak sendiri. Setelah curhat kepada teman-teman, beberapa dari mereka juga ada yang pernah mengalami hal serupa. Bahkan salah satu keluarga terdekat saya pun demikian. Saat berselancar di sosial media, ternyata banyak juga ibu-ibu yang mengalami hal serupa. Hamil saat jaraknya terlalu dekat. […]
Selamat mba semoga lancar sehat sampai lahiran. Jarak deket memang rempong tapi katanya nanyinya enak, santai dan anak-anak lebih dekat satu sama lain
Masyaallah… kehamilan adalah karunia yang luar biasa. Semoga sehat selalu Mom
Semoga ibu segera diberikan kesembuhan ya. Mama saya sekarang juga stroke berawal dari diabetes
Wah, kalau pas hamil LDMan sama suami ini memang tantangan banget
Barokallah ya Mom, semoga lancar kehamilannya
Selamat atas kehamilan keduanya, Mbak. Aku emang belum ngerasain hamil anak kedua, tapi sedikit banyak ngerti curhatannya. Soalnya baru beberapa waktu lalu aku sempat cemas kebobolan hamil lagi karena lupa jadwal suntik KB, hahah ada-ada aja sampe telatnya sebulan. Anak pertama masih 2 tahun lebih, segitu juga masih byk banget PR aku mendampinginya… Baru bisa sedikit lega setelah akhirnya mens lagi, fyuhh.
Semoga sehat2 yah lancar nanti lahirannya…
Hamil dekat atau jauh dari anak pertama, bagi saya itu anugerah
Semoga selalu ada jalan terbaik ketika kakak diperhadapkan dilema anak dua
Semoga sehat lancar sampai lahiran mba. Pengaruh hormon kehamilan kadang ngaruh ke emosi mba, jd mudah stress dan baperan hehhe.
Barakallahu dan SemangatCiee selalu kak Ainhy, bisa deh melalui semuanya apalagi untuk menulis. Ditunggu nih cerita selanjutnya ya
Dua anak saya pun jaraknya dekat, kehadiran anak kedua nggak disangka dan nggak direncanakan, semua hal yang Aihny tulis ngalamin juga, tapibsetelah dijalani yah coba enjoy walaupun kasang ruwet banget ngurus dua bocah jarak usia dekat
Mba juga yah, mksh semangatnya mba
Masa-masa hamil memang kadang “ajaib” ya. Waktu hamil anak pertama, 20 tahun lalu aku seperti kamu sekarang, Ainy. Produktivitas nulis jatuh banget. Masya Allah, ternyata anak pertamaku itu justru sangat suka menulis, sudah menerbitkan banyak novel di Mizan, dan sekarang kuliah di Komunikasi.
Sehat-sehat ya, Ainy. Semoga lancar, selalu sehat dan bahagia di masa kehamilan ini 🙂
Masya Allah, jadi ada semangat ini, luar biasa yah mba, anaknya udh jdi penulis. Namanya siapa mba? Mau baca bukunya dong
Yang pasti dengan kelahiran anak kedua, rumah bakal jadi lebih ramai nih. Semoga kelahirannya nanti lancar ya kak.
Ngerasain jg sih hamil anak ke dua yang penuh tantangan. Ga LDM sama suami, tapi suami sering banget pulang larut malam, ga jarang juga pulang subuh.
Semangat ya, semoga ibu dan bayi nya sehat-sehat. lungsur langsar sampai lahiran
Selamat ya Kak atas kehamilan kedua, semoga dilancarkan sampai persalinan nanti. Terutama bisa menjalani LDM dengan sabar dan menghadapi si sulung. Moga ibunda diberi ketabahan dan kesembuhan, aamin.
selamat atas kelahiran putra ke dua nya ya mba…..semoga ibu dan anaknya sehat selalu
saat ini belum pernah mengalami hamil dan ngeblog, karena baru mulai ngeblog saat anak sudah 2
Semoga sehat selalu hingga nanti lahiran ya mbak. Nggak mudah pasti menjalaninya, tapi karena sudah dipercaya Allah, insya Allah bisa dilewati dengan baik. Semangat ya mbak. Your happiness is number one priority, nulis dan kerjaan lain2 mah bisa nanti2 🙂
Sehat-sehat ya, Mbak. Hamil memang punya tantangannya sendiri-sendiri. Semoga Mbak Ainhy bisa melewatinya dengan lancar. Semoga ibunya juga segera pulih. Aamiin.
Amiin, makasih doanya mba
Kalau kata orang tua sih, punya anak yang jarak usianya dekatan itu justru lebih indah. biar sekalian capek gitu katanya,. hehehe.. Sehat-sehat terus ya kak. Pasti ada seru-serunya juga kan? Tetap menulis walau masih disambi-sambi. ^^
Selamat atas kehamilan anak keduanya ya, Mbak. Kayaknya untuk update blog bolehlah sesekali aja, Mbak. Yang penting anak-anak dulu, Kecuali kalau nulis untuk healing ya, gak papa.
Saran saya, bolehlah minta bantuan orang terdekat untuk mendampingi dan mendukung selama kehamilan ini. Sabar ya, Mbak, jangan sampai kekesalan ditumpahkan ke si sulung. Utarakan saja semuanya ke orang tua atau suami, supaya ada dukungan penuh dari mereka.
Oh iya, semoga ibu cepat sembuh ya, Mbak 🙂
Iya mba emang dukungan orang sekitar sangat membantu
Semangat Mbak! Pasti nggak mudah, tapi berkat dukungan mertua, orangtua & suami (meski LDM), masa-masa melelahkan ini bakal berlalu & jadi kenangan manis.
Di kantor aku ada juga tuh yang hamil, hamil anak pertama & LDM, mana masih sibuk kerja kaya hari biasa sebelum hamil, berat banget pasti perjuangannya.
Selamat ya, Mba. Semoga diberikan kesehatan dan kelancaran sampai hari persalinan nanti. Saya juga tahu rasanya mba hamil di jarak yang dekat bahkan cuma beda 5 bulan saja. Saya sempat stres banget soalnya yang anak pertama ini saya terkena baby blues.
Makasih mba
Wah ikut senang bacanya. Semoga sehat semua ya, mama dan calon baby, plus kakak yang pastinya perlu perhatian juga.
Santai aja deh belum update blog, yang penting sehat dan lancar kehamilannya.
Sudah mengalami fase itu. Hamil lagi saat anak baru usia 7 bulan. Rasanya nano-nano luar biasa, hehe. Tapi saya memang dari dulu pengen punya anak dengan jarak dekat biar si adik ini bisa jadi teman main kakaknya😀
Perjuangan hamil jarak dekat juga nggak mudah tapi alhamdulillaah semua bisa terlewati. Sekarang si kakak dan adek malah sudah tahu berebut mainan dan berebut perhatian ayah bundanya, hehe.
Btw semangat ya Kak Ainhy. Sehat-sehat selalu sampai lahiran nanti dan setelahnya.
Wah mba Siska jg yah, jd pengen belajar banyak hal dr mba
MasyaAllah, perkataan adalah doa emang ya, Alhamdulillah diberi amanah lagi. Moga sehat dan selamat semua ya.
Nikmati kehamilan dengan happy, Kakak Zahra pasti juga senang nanti punya adik 🙂
semoga kehamilannya lancar ya mbaaak
semoga si kecil ngerti kalau ada bayinya sehingga bisa mengerti mamanya
semoga ibunya mbak sehat2 dan berkurang gulanya
semoga sehat-sehat ya keluarga kecil yang bahagiaaa
Wah selamat ya mom udah hamil lagi… Duh aku mau hamil lagi masih ragu”. Yg pertama baru 13 bulan 🤣
Selamat atas kehamilan keduanya, Mbak. Sehat terus, sampai melahirkan. Aamin. Dan memang kalau jaraknya dekat, itu memang sedikit repot, karena si kakak pasti butuh proses untuk mengalah pada adik. Tapi kalau dinikmati, maka semuanya akan menyenangkan.
Semoga sehat selalu ibu dan anak sekeluarga… Tulisan yang menginspiratif. Keep writing!
Reaksi aku pas hamil kedua yang jaraknya deket tuh nangis juga mba. Tapi nangisnya lebih ke “kenapa sih hamilnya sekarang”. Wkwkwkw. Kepikiran sama kakaknya yang masih butuh perhatian dan kepikiran sama diri sendiri yang baru aja mau sedikit leha-leha.
Kirim peluk virtual buat Mak Ainhy~ InsyaAllah semua dilancarkan ya Mak. Walau mungkin sekarang terasa berat, nantinya pasti akan terbiasa juga. Perbanyak waktu untuk curhat lewat blog juga bisa membantu Mak. Temen-temen blogger akan mengerti dan selalu support apapun yang Emak rasakan karena perasaan cemas, ragu, takut, semua itu valid.
Mksh kak
MashaAllah, luar biasa rasanya ikut merasakan pegal dan lelahnya. Mbak semoga diberkahi banyak limpahan rizki dan kesehatan, serta kepulihan untuk sang ibu juga ya. Semoga dedek bayi sehat sampai lahir ya, jaga kondisi tubuh dan pikiran juga jangan sampai stres hihi. Aku ikut doakan ya, Mbaaak
semoga tetep sehat dan bisa lahir dengan nyaman . Pasti membagi waktu jadi PR banget apalagi dengan kakaknya kelak. yang penting tetep sehat deh
Semoga sehat sampai lahiran ya kak. Gapapa adaptasi lagi. Anak adalah rezeki. Pasti ada hikmahnya kok
Kehamilan pertama dan kedua saya malah jaraknya jauh, yaitu 7 tahun. Baca postingan ini jadi nambah pengetahuan, siapa tahu besok-besok ada rejeki jarak kehamilan dekat.
Sehat2 mak lancaaaar
Ga terbagi perhatiannya tapi muncul cinta baru sekarang
Insyaallah bisa melewati semua dengan bahgia. Ibu bahagia anak bahagia. Semangaat
Turut bahagia utk kehamilanya anak kedua mbak Ainhy, semoga sehat sellau dan lancar hingga persalinan dan setelahnya bahagia selalu.
Semoga kondisi Mama Mbak Ainhy lekas membaik dan segera pulih, aamiin
Aminnn, mksh doanya mba
Kak Ainhy….safakillahu untuk Mama.
Semoga segera diberi kesehatan, sehingga bisa main sama cucu.
Sejujurnya yaa…akupun pernah mengalami masa-masa begini. Banyak hal berkecamuk di kepala. Gima kalo nanti gini, gimana kalo nanti gitu?
Ternyata yaa…setelah kini mereka sama-sama sudah besar, (kakak – 10 tahun, adik – 8 tahun), mereka otomatis main sendiri. Uda punya temen sodaranya sendiri, seru pissan pokonya mah..
Beneran deeh..
Nikmat banget punya anak berjarak dekat.
Barakallahi fiik~
Bisa seseru it klu mereka udah besar yah mak, alhamdulillah jd semangat deh
Wah aku baru tau Ainhy lagi hamil lagi, selamat ya. Tetap semangat dan sehat selalu untuk semuanya. Tiap hamil ada tantangan yg berbeda ya Insya Allah bisa menjalaninya
Insya Allah diberikan kemudahan di kehamilan kali ini juga dnegan dekatnya jarak jadi mereka bisa sama-sama besarnya nanti
Berarti obrolan itu adalah sebuah rencana yang telah disusun matang oleh sang misua, hehehe. Kata orang sih mendingan sekalian ngasuh anak dengan jarak yang berdekatan, biar sekalian capeknya.
Mood saat lagi hamil memang berubah-ubah ya Mba. Jadi mending fokus pada kehamilan saja. Menulisnya bisa nanti-nanti saja kalau mood sudah agak baikan.
Semoga sehat selalu Mba, dan suami serta anak-anaknya….
Semoga mamanya segera sembuh ya mbak.
Semoga kehamilan kedua ini juga sehat lancar sampai persalinan nanti.
Saya dulu anak pertama dan kedua juga dekat mbak. Anak pertama umur 3 bulanan, saya sudah hamil anak kedua. Berjauhan pula sama suami. Kalau siang ada ART yang ngasuh anak pertama, sementara saya ke kantor. Pulang dari kantor, ya tinggal saya berdua aja sama si sulung
Alhamdulillah, semoga selalu diberi kesehatan dan keberkahan untuk Mba dan keluarga. Tantangan tersendiri memang kalau punya anak kecil-kecil, tapi banyak yang mengatakan capek sekalian gitu.
wahh jarak kehamilan yg dekat biasnya disebut kesundulan ya mbak
Gpp mbak, dijalani saja
Semoga selalu sehat terus ibu dan bayinya, Amin
Beda berapa tahun mak anak pertama dan kedua nanti, semoga lancar ya kehamilannya, sehat ibu dan debay, semoga ibunda juga cepat pulih aamiin…
Gak sampe setahun mba
Waahhh semangat mbak, senangnya mendengar kabar baik tersebut. Gapapa memang ada aja yang harus dikorbankan terutama produktivitas yang menurun, tapi ada yang jauh lebih penting yaitu menjaga kesehatan selama kehamilan. Semoga lancar ya mbak sampai persalinan. Amiin.
kakak ku lagi ngalamin ini mba dan emang lumayan kerepotan tapi enak kalo udah gede kaya 5-6 tahunan udah bisa main bareng tanpa harus nyari teman keluar.
Iya katanya gitu mba
Selamat ya mba, semoga lancar dan sehat selalu sampai persalinan nanti. pengalamnku punya dua anak dalam waktu berdekatan, memang waktu mereka masih kecil-kecil capek, tapi gedean dikit malah asik, sekolah bareng, les bareng, jadi bisa sekalian, hemat waktu dan tenaga,
Selamat Mbak Ainhy. Lancar, sehat sampai lahiran ya. Juga semoga penyakit mamanya segera diangkat ya. Dulu alm ibu mertuaku juga sering bengkak kakinya. Beliau juga diabetes. Kasihan kalau melihatnya bilangnya capek terus. Tapi kita jadi anak kan harus terus menyemangati beliau ya.
Siap-siap juga nanti jadi rebutan di antara dua bocil, hihihi.
Selamat mbaak untuk kehamilan keduanya. Wah I feel you. Aku juga hamil anak kedua pas anak pertamaku baru satu tahun. Kebayang ya kaya apa harus beradaptasi. Tapi tetep semangat yaa, insha Allah kalau dinikmati menyenangkan ternyata hehehe.
I am not alone yah mba
Selamat ya mbak udah dikasih titipan dari Tuhan kembali. Emang kehamilan anak kedua ini ada suka dan dukanya sih ya. Apalagi kalo berdekatan. Tapi yakinlah semua atas rencananya dan tentu saja rencana kalian berdua sebagai pasangan. Semoga diberi kesehatan sampai anak lahiran ya mbak.
resiko punya anak yang jaraknya dekat begitu ya, Mba. Jadi terbelah pikirannya. Ga bisa fokus deh. Semangat ya, Mba.. insya Allah ada surga di dalam perjuangan seorang ibu.
Masyaallah. Semoga tetap kuat menjalani semuanya, ya. Sehat selalu sekeluarga. Insyaallah nanti juga ketemu titik nyamannya seperti apa.
Mksh mba supoortnya
Masya Allah .. dititipi amanah lagi oleh Allah ya Ainhy. Semoga sehat selalu ya supaya tantangan kehamilan kedua ini teratasi dengan baik. Semoga ibunya cepat sehat kembali.
Aminn, mksh kak niar
wah memang beda anak beda kehamilan juga ya, semoga tantangan selama kehamilan kedua bisa dijalani dengan cukup baik ya mba, sehat-sehat terus ibu dan janin
Selamat mba Ainy yah semoga sehat-sehat terus kebayang lah gimana harus manage waktu dan bagi perhatiannya yah apalagi Zahra juga masih kecil
first of all selamat ya mba untuk kehamilan keduanya. Saya waktu itu ada jeda 4 tahun antara si Abang and dede. Memang time management penting ya mba.. untuk jaga kondisi kita juga
Aaamiiin, semoga lancar semuanya ya mba, sampai tiba due date nya. Dan semoga ibu yg terkena diabetes juga bisa membaik :).
Aku sendiri dulu anak kedua sengaja nunggu 4 THN, Krn memang ga mau deketan. Apalagi aku msh trauma babyblues pas anak pertama. Eh anak kedua juga ngalamin. Bersyukurnya ada babysitter si anak yg telaten banget, jd terbantu selama masa2 ga mau menyentuh si bayi.
Tp mood ku selama hamil kedua juga kacau. Ga kayak hamil pertama. Mungkin Krn sempet ga kepengn hamil. Tp setelah di dedek lahir malah dia yg paling Deket Ama aku :).
Masya Allah, Terima ksh sdh berbagi cerita kak
Selamat yaaa, semoga sehat2 selalu ibu dan calon bayi sampai hari H, dilancarkan persalinannya.
Aku juga jarak antara anak pertama dan kedua lumayan dekat, saat anak pertama 8 bln aku hamil lagi. Memang harus kasih perhatian untuk keduanya 🙂
Semoga sehat selalu ya, tantangan LDM dan Ortu yang sakit disaat hamil, semoga jadi amalan ibadah kakak….
Mksh kak, aminnn